Hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI) yang didanai Danone Aqua menunjukan 350.000 ton botol yang dikonsumsi masyarakat setiap tahun secara nasional, sebanyak 216.047 diantaranya yang berhasil dikumpulkan lagi. Bisa dibilang ada siklus penggunaan plastik terjadi di sini. Dalam Kajian SWI, dari 100% sampah plastik, 69% nya masuk ke tempat pembuangan akhir, 7% didaur ulang dan 24% sisanya mencemari lingkungan.

Botol plastik memiliki polutan beracun yang merusak lingkungan dan menyebabkan polusi tanah, air, dan udara. Diperlukan waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun untuk botol plastik terurai, sehingga kerusakan pada lingkungan tahan lama. Penggunaan plastik yang berlebihan adalah penyebab utama polusi plastik. Plastik adalah barang murah dan tersedia secara luas, tetapi orang sering membuang barang-barang plastik. Mereka tidak terurai, dan mereka melepaskan sejumlah besar racun ke udara jika terbakar. Sampah biasa setiap hari adalah salah satu penyumbang polusi plastik terbesar. Botol air sekali pakai, karton susu dengan lapisan plastik, sabun dengan manik-manik plastik kecil, dan produk lainnya berakhir di lingkungan atau di tempat pembuangan yang dapat mempengaruhi air tanah dan satwa liar di sekitarnya.

Polusi plastik saat ini merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar. Ini mungkin tampak seperti limbah plastik dalam jumlah besar yang tidak terhindarkan di dunia tempat kita hidup, tetapi Anda dapat membantu dengan masalah polusi plastik dengan menyadari bahayanya dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi limbah. Jumlah sampah di dunia meningkat seiring pertambahan populasi dan produk plastik sekali pakai, seperti botol air dan kaleng soda, menumpuk dari waktu ke waktu.

Polusi di laut sebagian besar dari plastik, dan memiliki dampak buruk pada spesies laut. Akibatnya, hal itu dapat merusak ekonomi dan pasokan makanan bagi masyarakat yang mengandalkan perikanan. Plastik bisa melukai organisme kecil seperti plankton, yang menjadi sandaran hewan besar untuk makanan. Jika organisme kecil keracunan karena menelan plastik, hewan yang memakannya juga akan mengonsumsi racun. Racun-racun itu bekerja sampai ke rantai makanan dan bahkan bisa ada pada ikan yang dimakan oleh manusia.

Namun ada solusi untuk mengurangi sampah botol plastik, yaitu;

  1. Bawalah botol minum sendiri dari rumah ketika ingin berpergian.
  2. Kumpulkan botol bekas dan jual kepada penadah.
  3. Berkreasi dengan botol bekas, menggunakan kembali sebagai benda lain seperti vas bunga salah satunya.

Berdasarkan data dan fakta di atas, thumbler dan mug menjadi salah satu solusi nya. Perusahaan memanfaatkan thumbler dan mug sebagai produk promosi dan souvenir untuk mempromosikan nama perusahaan atau produk mereka. Thumbler dan mug menjadi barang promosi super efektif. Selain membantu mengurangi polusi lingkungan karena dapat negatif dari botol plastik tetapi juga dapat mengikat nama merek atau perusahaan Anda di otak klien Anda karena thumbler dan mug akan menemani dan digunakan mereka setiap harinya.